BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Vihara
Buddhagaya Watugong terkenal karena terdapat pagoda tertinggi di Indonesia. Namun,
belum banyak mengerti sejarah dan raga misi dari vihara tersebut. Sehingga, setelah
melakukan observasi secara langsung dengan mengamati vihara tersebut kami menyusun
laporan serta dokumentasi, dengan harapan
supaya pembaca dapat mengetahui mengenai vihara tersebut secara jelas.
1.2
Ruang Lingkup
Karena
waktu yang terbatas, kami hanya menyajikan fakta-fakta yang berkaitan dengan Vihara
Buddhagaya Watugong yang kami amati di sana. Mengenai sejarah, penjelasan tentang
lokasi di vihara tersebut serta fakta lain yang kami dapatkan di sana.
1.3
Tujuan Laporan
Tujuan
penyusunan teks laporan hasil observasi Vihara Buddhagaya Watugong sebagai berikut;
1. Memenuhi
tugas Bahasa Indonesia yaitu Laporan Hasil Observasi pada Bab 12
2. Memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang Vihara Buddhagaya Watugong kepada pembaca sehingga
dapat menambah wawasan nusantara yang dapat menumbuhkan cinta terhadap keberagaman
Indonesia.
BAB II
Hasil Pengamatan
Vihara merupakan tempat peribadatan
bagi umat budha, banyak vihara yang terdapat di Indonesia salah satunya Vihara Buddhagaya
Watugong yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang. Disebut Watugong
karena disana terdapat batu yang menyerupai gong sehingga digunakan sebagai nama
untuk lokasi tersebut. Vihara ini merupakan vihara pertama yang berdiri di
Indonesia semenjak hancurnya kerajaan Majapahit dan musnahnya Buddha-Dhamma serta
lenyapnya ummat Buddha di Nusantara. Berawal
dari kedatangan biksu dari Srilanka yaitu Bante Naradha Mahatera sekitar tahun
1930 Masehi, yang menjadi misionaris Buddhis pertama setelah 500 tahun pasca Majapahit.
Vihara ini dibangun pada tahun 1955, terdiri dari dua bangunan utama yaitu
Pagoda Avalokitisvara dan Vihara Dhamasala, di pelataran vihara terdapat pohon
Bodhi (Vicus Religiosa) yang ditanam oleh Bante Naradha Mahatera yaitu pohon yang
“berjasa” kepada Sang Buddha Gaotama pada saat mencapai Pencerahan Sempurna,
Pagoda Avalokitesvara merupakan pagoda
tertingi di Indonesia mempunyai tinggi 45 meter, berbentuk segi delapan dengan ukuran
15x15 meter, dan terdiri dari tujuh tingkat menyempit keatas. Di dalam pagoda
terdapat patung Dewi Kwan Im yang dipercaya umat Budha sebagai dewi kasih sayang,
dengan total patung yang berada di Pagoda Avalokitisvara 30 buah. Pagoda ini dikelilingi
oleh kolam ikan dan kolam teratai pagoda ini diresmikan oleh MURI padatahun
2006. Dalam pembangunan vihara, semua material-materialnya diimpor langsung dari
China, baik genteng, relief-relief batu, kolam dan air mancurnaga, patung lilin,
dan burung hong. Dibelakang pagoda terdapat patung tidur bernama Bodhisatva Avalokitisvara
dan terdapat pula batu bertulis yang menceritakan tentang sejarah vihara tersebut.
Bangunan kedua yaitu Vihara Dhammasala,
bangunan ini mempunyai dua lantai setinggi 22 meter dengan ukuran 27x27 meter. Lantai
satu untuk kegiatan pertemuan dan lantai dua yang memiliki tinggi sekitar 15
meter digunakan untuk upacara keagamaan.Di lantai dua terdapat Rupam Sang
Buddha berwarna emas dengan posisi duduk dan bermudra “memutarrodadhamma” yang merupakan
duplikasi dari Buddha Rupam di Candi Mendut. Disekeliling vihara terdapat
relief cerita Paticca Samuppada, yakni proses kehidupan dari lahir hingga meninggal
dunia. Didekatvihara ini juga terdapat cottage untunk menginap para pengunjung
yang disediakan oleh pengurus vihara yang tidak mematok tarif retribusi.
BAB III
Penutup
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat kami
simpulkan bahwa Vihara Buddhagaya Watugong yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan,
Semarang dengan luas kompleks 2,25 hektar yang dibangun pada tahun 1955 yang
memiliki dua bangunan utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Pagoda Dhamasala.
Pagoda Avalokitesvara merupakan pagoda
tertinggi di Indonesia mempunyai tinggi 45 meter, berbentuk segi delapan
ukuran 15x15 meter, dan terdiridari 7 tingkat. Sedang kanbangunan keduayaitu Vihara
Dhamasala yang mempunyai dua lantai setinggi 22 meter dengan ukuran27x27
meter.Lantaisatuuntukkegiatanpertemuandanlantaidua yang memiliki tinggisekitar
15 meter digunakan untuk upacara keagamaan. Di lantai dua terdapat Rupam Sang
Buddha berwarna emas dengan posisi duduk dan bermudra “memutarrodadhamma” yang
merupakandupli kasi dari Buddha Rupam di Candi Mendut.Disekelilingyaterdapat
relief-relief cerita Paticca Samuppada yakni proses kehidupan dari lahir sampai
meniggal dunia.
Di
vihara juga terdapat cottage untuk menginap para pengunjung yang di sediakan oleh
para pengurus vihara.
3.2 Saran
Berdasarkan
hasil pengamatan kami, dapat disampaikan saran-saran berikut:
1. Vihara
Budhagaya Watugong merupakan vihara tertinggi di Indonesia yang pantas untuk kita
kunjungi.
2. Karena
para pengunjung yang masuk kekompleks vihara tidak dikenakan biaya, maka wisata
ini sangat digemari semua kalangan untuk berwisata dan berdoa disana.
3. Lokasinya
yang sangat setrategis ini memudahkan para pengunjung untuk menemukannya.
Daftar Pustaka
Lampiran
Pagoda
Avalokitesvara Vihara
Dhammasala
Batu alam sebagai nama kawasan Peresmian
Gubernur Jawa Tengah
waktu main ke buddhagaya saya gak ada tiket masuk loh, paling bayar parkir aja. kebetulan waktu kesana juga lagi sepi.. mampir cerita lengkapnya di sini : wisata semarang
BalasHapus