ABSTRAK
Pada
dasarnya metode dalam mengajar bertujuan untuk mempermudah siswa menerima
materi dari belajar dalam suasana yang menyenangkan. Metode dan media belajar
merupakan unsur penting dalam ketuntasan hasil akhir siswa selama proses
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil prasiklus dikelas III SDN Bandungan 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang tahun 2016/2017 dengan KKM 65 ternyata ketuntasan yang diperoleh siswa
hanya 24,24%, sehingga perlu diadakan penelitian dan analisa tentang penggunaan
metode role playing, terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memudahkan
siswa mencapai tujuan pembelajaran (IPA) dengan materi “Penggolongan Hewan
Secara Sederhana”. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya prosentase
ketuntasan yaitu : Pra siklus 24,24%, Siklus 1 63,64%, Siklus II 91%. Sehingga
dikatakan sudah berhasil. Permasalahan seperti yang sering ditemui dan menjadi
bahasa setiap penataran-penataran KKG maupun kajian-kajian disekolah
permasalahn ini dibuktikan dengan nilai hasil presentasi siswa yang rendah.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
yang dilakukan di kelas III adalah model tematik. Tematik yaitu pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep
dapat diartikan sebagai pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman pada siswa.
Fokus
perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat
berusaha memahami isi pembelajaran dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya. (Aminuddin, 1994).
Pembelajaran
tematik dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains merupakan salah
satu mata pelajaran sekolah dasar pada hasil kegiatan manusia yang berupa
pengetahuan.
Pada
umumnya siswa akan tertarik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), apabila
dalam pembelajaran relevan antara pendekatan, materi, metode, media dan alat
peraga yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya siswa berperan aktif,
sedangkan guru sebagai narasumber atau fasilitator.
Permasalahan
ini juga terdapat pada siswa kelas III SDN Bandungan 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang dalam Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 difokuskan pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang penggolongan hewan secara sederhana.
Berdasarkan catatan hasil prestasi ternyata masih banyak siswa yang mempunyai
nilai dibawah Ketuntasan Mengajar (KKM). dan adanya siswa cenderung positif
selama proses pembelajaran.
Dengan
memperhatikan berbagai masalah pembelajaran tematik fokus Ilmu Pengetahuan Alam
dengan materi penggolongan hewan secara sederhana di kelas III SD Negeri
Bandungan 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dalam semester I Tahun
Pelajaran 2016/2017 harus dicari solusi masalah pada metode dan alat peraga
pembelajaran yang diterapkan pada siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
keadaan tersebut diatas yang muncul pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam kelas III pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 maka peneliti
merumuskan permasalahan penelitian tindakan kelas.
“Apakah
penggunaan metode rolling playing dan menggunakan alat peraga benda kongkret
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi penggolongan hewan secara
sederhana di kelas III SD Negeri Bandungan 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang ?
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Meningkatkan
pemahaman konsep penggolongan hewan secara sederhana berdasarkan tempat hidup,
cara berkembang biak dan jenis makanannya.
2.
Mendeskripsikan
cara penggunaan alat peraga kongkret
3.
Mendeskripsikan
efektifitas penggunaan metode demontrasi soal penggolongan hewan secara
sederhana.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Dengan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dikelas dapat
dirasakan manfaatnya baik guru maupun siswa dan sekolah.
1.
Guru
a)
Merasa lebih
puas karena dapat meningkatkan kwalitas
b)
Meningkatkan
profesionalnya guru
c)
Lebih percaya
diri dalam melaksanakan tugas
2.
Siswa
a)
Mampu memahami
materi
b)
Mampu
menyelesaikan soal
c)
sebagai
pembelajaran alternatif
d)
Dapat
meningkatkan hasil belajar
3.
Sekolah
a)
Membantu sekolah
untuk berkembang ke arah yang lebih maju
b)
Kerja guru lebih
baik dan profesional
c)
Lebih percaya
diri dalam melaksanakan tugas
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan
Teori
Dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar seorang guru harus mempunyai dan mempersiapkan
beberapa faktor pada pembelajaran terpadu dengan fokus IPA memberi pengetahuan
yang luas .
Cakupannya
Ilmu Pengetahun Alam sangat luas yaitu tentang tubuh yang kita punya, makhluk
hidup lain, penyakit bahkan sampai ke tekhnologi modern.
Piget
membagi perkembangan anak menjadi 4 tahap.
Tahap I – Sensor Motor
1.
Sensor motor
untuk anak baru lahir kira-kira 2 tahun.
2.
Tahap ke 2
pre-operasional untuk anak usia 2 tahun
3.
Tahap ke 3
kongkret operasional
Siswa
kelas III umumnya 9-10 tahun, dimana masuk pada tahap operasional kongkret,
sehingga dalam pembelajaran metode yang menyenangkan dan alat peraga yang
kongkret karena cara berfikir siswa yang masih terbatas.
Pembelajaran
tematik dengan metode roll playing adalah cara belajar siswa dengan bermain, aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga
hasil belajar siswa bisa melampaui KKM yang diharapkan.
B.
Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik
siswa kelas III SD Negeri Bandungan 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
dalah mayoritas orang tuanya sebagai petani sayur sehingga pendidikan relatif
rendah oleh karena itu kesadaran orang tua berpengaruh pada siswa.
Kurangnya
kesadaran dan motivasi dari orang tua dalam pendidikan sangat berpengaruh pada
ketuntasan pembelajaran siswa kelas III di SD Negeri Bandungan 02 Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
C. Metode
Metode
adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan : Metode harus menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran, dengan demikian guru sebaiknya menggunakan
metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan
alat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru
menentukan metode yang tepat dan berfariasi yang sesuai dengan materi yang
diajarkan oleh karakteristik peserta didik.
Penggunaan
metode roll playing dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi
penggolongan hewan secara sederhana
Penggolongan Hewan Berdasarkan :
Tempat Hidup
|
Berkembang Biak
|
Makanannya
|
Amphipi
|
Vivipar
|
Herbivora
|
Darat
|
Ovipar
|
Karnivora
|
Air
|
|
Omnivora
|
Pada
gambar di atas adalah tabel penggolongan hewan yang dipasang pada papan tulis
berdasarkan pengalaman/ eksperimen siswa. Secara bergiliran guru menanyakan
nama hewan yang dipegang.
D.
Manfaat Pembelajaran
Metode
mengajar merupakan unsur penting dalam serangkaian kegiatan pembelajaran, juga
merupakan unsur penting yang menanyakan.
Manfaat
metode mengajar yang tepat dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a)
Sebagai alat
dalam mencapai tujuan
b)
sebagai gambaran
aktifitas yang akan ditempuh selama pembelajaran
c)
sebagai bahan
pertimbangan untuk kegiatan pembelajaran yang selanjutnya
I.
Identifikasi Masalah
Kesulitan
dalam menerima materi pelajaran dapat terjadi pada setiap siswa dalam proses
pembelajaran. Kesulitan siswa dapat diketahui ketika dilakukan test hasil siswa
tergolong rendah atau kurang dari KKM. Pada saat menyelesaikan soal IPA tentang
penggolongan hewan secara sederhana dan yang diperoleh tidak tuntas dalam
menyelesaikan soal tentang konsep IPA dan penyelesaian masalah tentang
penggolongan hewan secara sederhana, siswa dihadapkan pada kosa kata yang baru
seperti Herbivora, Karnivora, Omnivora, Vivipar, dan Ovipar.
Dari
hasil musyawarah tersebut dapat diidentifikasi berbagai kelemahan dalam
pembelajaran diantaranya :
1.
Siswa banyak
yang ramai saat pembelajaran
2.
Banyak siswa
yang masih pasif mengikuti pelajaran
3.
Banyaknya kosa
kata baru yang membingungkan siswa
4.
Guru kurang
kreatif dalam pembelajaran
5.
Penjelasan guru
terlalu cepat
6.
Guru kurang
memberikan contoh kongkrit yang mudah
dipahami siswa sehingga pelajaran menjadi tidak menarik
II. Analisis
Masalah
Hasil
pengamatan pembelajaran pada 33 siswa kelas III, pada test individu terdapat 8
siswa yang tuntas dan 25 siswa yang tidak memenuhi standar KKM. Dengan KKM IPA 6,5 sehingga
prosentase ketuntasan baru mencapai 24,24% dan yang tidak tuntas 75.76% untuk
itu diadakan perbaikan
Alternatif
dan prioritas pemecahan masalah
Melalui
refleksi dan diskusi dengan teman sejawat. Peneliti menerapkan alternatif
tindakan atau menginterpretasikan hasilnya yaitu :
1.
Dengan
pendekatan kontekstual yaitu pendekatan yang mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan anak didik, guru dapat menggunakan alat peraga benda kongkrit agar
mudah dipahami siswa
2.
guru menggunakan
metode rolling playing, siswa bermain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar