KARYA TULIS
ZIARAH WISATA
Disusun Untuk
Memenuhi
Syarat Kenaikan Kelas XII
Tahun
Pelajaran 2016/2017
Disusun Oleh :
1. DUDI
2. DADI
3. DUDADI
YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM ( YPI )
MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing sebagai
salah satu syarat kenaikan kelas XII
MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
,
tahun ajaran 205/2016 pada :
Hari :
Tanggal :
Candi,
Maret 2016
Mengetahui
Kepala
Madrasah Pembimbing
ANGGITA, S.Pd ANGGA,
S.Pd
NIP.
NIP.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
·
Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda.
·
Jangan menyerah sebelum mencoba.
·
Tiada hal yang lebih hebat, yang tercipta secara
tiba-tiba.
·
Kegagalan dan keberhasilan adalah suatu pilihan.
·
“Allah akan meninggikan orang- oranng yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang beri ilmu pengetahuan beberapa derajat ”. (Q.s.
Al Mujadalah: 11)
·
“Sesungghnya ilmu pengetahuan menempatkan orang nya
kepada kedudukan terhormat dan mulia (tinggi) . Ilmu pengetahuan adalah
keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat “ (H.R Ar- Rabii’).
·
“Barang siapa merintis jalan mencari ilmu maka Alloh
akan memudahkan baginya jalan ke surga “ (H.R Muslim).
Karya tulis
ini penulis persembahkan kepada :
·
Kedua orang tua
·
Bapak ANGGITA,
S.Pd selaku
kepala madrasah
·
Ibu KUSDI, S.Pd
selaku guru pembimbing
·
Bapak/Ibu guru MADRASAH ALIYAH BANDUNGA
- Teman-teman dan adik kelas MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
- Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
- Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyusun Karya tulis ini dengan baik.
Penyusun Laporan Karya tulis ini
tidak mungkin berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak ANGGITA,
S.Pd selaku
kepala madrasah
2.
Ibu KUSDI, S.Pd
selaku guru pembimbing
3. Kepada
segenap dewan guru
yang telah memberikan petunjuk sehingga kami dapat menyusun Karya tulis ini
dengan baik dan benar
4. Ayah
dan ibu yang telah mendorong penulis dari dini hingga kini.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam pembuatan Karya tulis ini.
6. Teman-teman yang baik.
Kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam menyusun
karya tulis ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan karya tulis ini.
BANDUNGAN , 7 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Pelaksanaan
2.2 Kegiatan Ziarah
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ziarah wisata merupakan kegiatan yang terdiri atas dua kegiatan, yaitu ziarah
dan wisata. Menurut Kamus besar Bahasa
Indonesia (2005), ziarah merupakan kegiatan berkunjung ke tempat-tempat yang
dianggap keramat atau mulia, sedangkan wisata merupakan kegiatan bepergian
bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan atau bergembira).
Kegiatan ziarah wisata MADRASAH ALIYAH BANDUNGA adalah kegiatan tahunan yang
selalu dilaksanakan bagi siswa kelas X-XII. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk
tetap menggalakkan kegiatan ziarah, yang mungkin bagi beberapa orang sedikit
terlupakan dan juga mengkombinasikan dengan kegiatan wisata. Hasil akhirnya
adalah siswa dapat memperoleh tambahan pengetahuan, hiburan, tetapi juga tetap
melaksanakan kegiatan ziarah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
pelaksanaan ziarah wisata?
1.2.2 Apa
dampak negatif dan positif dari kegiatan ziarah wisata ini?
1.3 Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ziarah wisata siswa kelas XI MADRASAH
ALIYAH BANDUNGAN di beberapa tempat di Jawa.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1 Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai
kegiatan ziarah wisata
1.4.2 Memberikan alternatif
pemilihan kegiatan study tour bagi siswa MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN.
1.5 Metode
Pengumpulan Data
1.5.1 Metode Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto
: 145). Beberapa keunggulan dari metode observasi adalah :
a.
Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung
b.
Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri.
1.5.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu
metode yang mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan suatu buku, surat
kabar majalah, dan sebagainya. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar
atau foto, dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian.
1.6 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Penulisan
1.3
Manfaat Penelitian
1.4
Metode Pengumpulan Data
1.5
Sistematika Penulisan
BAB II HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
2.1
Pelaksanaan
2.2
Kegiatan Ziarah Wisata
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
3.3
Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ziarah wisata dilaksanakan pada hari 2015.
Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh
siswa kelas X-XII MADRASAH ALIYAH BANDUNGA -
Bandungan.
2.2 Kegiatan Ziarah Wisata
2.2.1
Walisongo
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14.
Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu
Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah,
dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara
untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia,
khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan
mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga
pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. (www.wikipedia.com)
2.2.1.1 Raden Patah
Raden
Patah adalah pendiri Kerajaan Demak sekaligus menjadi sultan demak pertama.
Raden Patah bergelar sultan Alam Akbar
Al Fatah, beliau memerintah sejak tahun 1500 M – 1518 M. Diketahui Raden
Patah adalah putra terakhir dari Prabu Brawijaya Raja terakhir Majapahit. Ia
masuk islam dan berguru pada Sunan Ampel, lalu mempersunting putrinya. Dengan
bantuan para sunan, Raden Patah melakukan penyerangan ke Majapahit. Dari
penyerangan itu Raden Patah berhasil merebut tahta miliknya dari tangan
Girindra Wardhana, kemudian memindahkan pusat kekuasaan ke Kerajaan Demak. Di
bawah kekuasaan Raden Patah, agama islam semakin berkembang pesat. Pada masa
ini pula di bangun Masjid Agung Demak yang hingga kini masih berdiri di
alun-alun kota Demak. Dibawah pimpinan Raden Patah Kesultanan Demak berkembang
semakin pesat. Perekonomian Kesultanan ini pun begitu kuat dan stabil. Raden Patah
wafat pada tahun 1518 M dan digantikan oleh puteranya Raden Pati Unus untuk
memimpin Demak. (www.wikipedia.com)
2.2.1.2 Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung
Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya,
Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi
masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di
Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di
sungai (kali), atau jaga kali. Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya
memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan
mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir
kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang
pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang
merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Mengenai asal usul beliau, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa
beliau juga masih keturunan Arab. Tapi, banyak pula yang
menyatakan ia orang Jawa asli. Van Den Berg
menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai
kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sementara itu menurut Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman
berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari
perkawinan ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Menurut catatan Tome
Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama
di Tuban. Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Sejarawan
lain seperti De Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki
silsilah dengan Ibnu Abbas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga
anak salah satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh
binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi
Sofiah. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat
dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya
cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi
panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai
sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan
menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap:
mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah
dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Tidak mengherankan, ajaran
Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni
ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa
lagu suluk ciptaannya yang populer adalah
Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk
Dadi Ratu ("Petruk Jadi Raja"). Lanskap pusat kota berupa kraton,
alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan
Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa
memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang.Ketika wafat, beliau
dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang
masih ramai diziarahi orang. (www.wikipedia.com)
2.2.1.3 Sunan Kudus
Sunan
Kudus adalah putra Sunan
Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan
Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai
Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan
Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad.
Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin
Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul
Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’
Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin
Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin
Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi
Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang
besar dalam pemerintahan Kesultanan
Demak, yaitu sebagai panglima perang,
penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak
berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi
muridnya, ialah Sunan
Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang
adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid
Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus
diperkirakan wafat pada tahun 1550. (www.wikipedia.com)
2.2.1.4 Sunan Ampel
Sunan
Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan
ke-22 dari Nabi
Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim
Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa
yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming.
Nasab lengkapnya sebagai berikut: Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin
Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid
Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin
Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin
Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad
Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin
Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin
Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya.
Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya,
dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia
menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang
Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila
binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syari’ah,Sunan Derajat,Sunan
Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi
Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden
Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran
Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid
Ampel, Surabaya. (www.wikipedia.com)
2.2.1.5 Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam
aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di
kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon,
saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang
berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa
jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya
dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada
seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid
dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.Dalam
Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab
keturunan Nabi Muhammad.
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara
lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr.
Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih
sering dinyanyikan orang.
Apa pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan
merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke disebut Het
Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda
lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai
karyanya. (www.wikipedia.com)
2.2.1.6 Wisata Bahari Lamongan
Tanjung Kodok kini telah berubah wajah. Tempat yang dulunya boleh
dibilang sepi dikunjungi wisatawan, sekarang telah berubah menjadi salah satu
objek wisata andalan Jawa Timur. Sebuah kawasan wisata tahap awal seluas 17
hektar telah dibangun guna memenuhi kebutuhan sarana hiburan bagi keluarga Jawa
Timur maupun dari seluruh wilayah Indonesia. Kawasan wisata itu dikenal dengan
nama Wisata Bahari Lamongan atau Jatim (Jawa Timur) Park II, yang merupakan
“saudara kandung” dari Jatim Park I yang berlokasi di kota administratif Batu –
Malang. Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai
Ancol – Jakarta. Berbagai sarana hiburan atau permainan tersedia dan bertebaran
dilokasi ini. Aneka wisata yang tersedia diantaranya adalah: Banana Boat,
Jetski, Permainan Air, Sarang Bajak Laut, Playground.
a.
Sejarah
WBL di bangun pada tanggal 14 November dan diresmikan oleh Bupati
Lamongan H.Masyfuk,S.H. Lokasi tempat wisata ini di Jalan Raya Daendels Desa
Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur.Tempat wisata seluas 17
hektare itu dulunya adalah Pantai Tanjung Kodok.Pantai ini di jadikan Tanjung
Kodok oleh 2 investor dari Singapore dan Malang.Meka
adalah pendiri Jatim Park I (Batu). Obyek wisata ini dikelola oleh PT Bumi
Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemkab Lamongan dengan PT Bunga
Wangsa Sejati.Dari
situlah kemudian Pantai Tanjung Kodok menjadi WBL. Dulunya, Pantai Tanjung
Kodok sepi pengunjung.Kini,
daerah itu berubah menjadi ramai dikunjungi para wisatawan.
b.
Pantai dan Biota
Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai
Ancol – Jakarta. Bedanya Pantai Ancol adalah warna lautnya yang lebih
biru.Sungguh enak dipandang dari pinggir pantai.Biota
laut di sana sungguh banyak.Ada
ikan teri yang menjadi tangkapan para nelayan di sana, dan batu karang
berbentuk katak yang menjadi dasar penamaan Pantai Tanjung Kodok. Pasir pantai
yang berbutir halus dan berwarna putih kecoklatan juga bisa digunakan untuk
berbagai permainan maupun olahraga pantai.Di
sekitar pasir juga banyak ditanam pohon kelapa yang membuat tempat tersebut
lebih bernuansa pantai dengan wahana permainan yang tak kalah seru.
c.
Budaya dan Profesi Masyarakat Pesisir
Profesi masyarakat pesisir lebih cenderung menjadi nelayan ketimbang
profesi lain.Mereka menggap bahwa profesi nelayan adalah sebagai amanat yang
dititipkan secara turun-temurun dari pendahulu mereka.
Kebudayaan masyarakat pesisir adalah masih adanya perayaan
mempersembahkan sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut,
dan merupakan ritual tolak bala (keselamatan).Ritual ini juga bisa diartikan
sebagai sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan sebagai perwujudan
ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat
hasil laut yang selama ini didapat. Selain itu, juga dilakukan permohonan agar
diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah
d. Lingkungan Alam Sekitar WBL
d. Lingkungan Alam Sekitar WBL
Lingkungan alam di sekitar WBL bersih sekali.Tidak
banyak sampah berceceran.Jika
ada itu hanya sampah daun yang berguguran. Para pengunjung selalu membuang
sampah pada tempatnya.Selain itu,laut di sana tidak tercemar oleh limbah.
Kelestarian alam di sana selalu di jaga baik oleh para wisatawan maupun para
petugas di sana.Selain itu, banyak pepohonan rindang yang tumbuh di sekitar
sana. Membuat para pengunjung betah berada di sana.Tempat parkir yang luas juga
disediakan agar pengunjung tidak perlu jauh-jauh mencari tempat parkir. Di sana
juga di sediakan musholla untuk sholat pengunjung yang beragama islam.Ada 2 musholla di sana.Yang satu di tempat
parkir,yang satu lagi ada di dekat Anjungan Wali Songo.
e.
Fasilitas di WBL
Banyak sekali fasilitas permainan yang tersaji di Wisata Bahari
Lamongan.Dengan gelang oranye kita bisa menikmati berbagai fasilitas secara
gratis, seperti : Rumah Kucing, Arena Ketangkasan, Bioskop 3D, Rumah Sakit
Hantu, Rotary Coaster, Istana Bawah Laut, Galeri Kapal & Kerang, Sarang
Bajak Laut, Goa Insektarium, Tagada, Tembak Ikan, Taman Berburu, Planet Kaca,
Palyground Remaja, Jet Coaster, Bumper Car, Space Shuttle, Permainan Air, Kolam
Renang
Arena Permainan Pasir, Texas City dan Anjungan Wali Songo.Selain beragam
permainan yang bisa dinikmati secara gratis, masih ada banyak permainan yang
harus beli tiket langsung di area permainan. Seperti : Go-Kart, Motor Cross,
ATV, Banana Boat, Ski Boat, Perahu Tradisional dan masih banyak lagi.Bangunan
pertama yang kami masuki adalah “RUMAH KUCING” Di dalamnya terdapat banyak
sekali koleksi kucing dari seluruh penjuru dunia. Kucing-kucing yang lucu dan
imut itu ditempatkan dalam ruangan berukuran sekitar 2 x 2 m dengan interior
yang menarik. Sebenarnya kasihan juga melihat kucing-kucing yang lucu itu
dibatasi geraknya dan tidak bisa berkeliaran di alam bebas.Dari “Rumah Kucing”
kami melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya : “ARENA KETANGKASAN”. Disini
tersedia banyak permainan untuk menguji ketangkasan seperti menembak, melempar,
memanah atau memainkan bola.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kegiatan ziarah wisata ke daerah Jawa, Madura, Bali merupakan
kegiatan tahunan di MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN yang selalu dilaksanakan bagi kelas X-XII. Kegiatan ziarah wisata ke
daerah Jawa, merupakan kegiatan yang memiliki manfaat, yaitu dapat melakukan
ziarah ke makam – makam Wali Songo atau tokoh penting dan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
menambah pengetahuan, serta mendapat hiburan.
3.2 Saran
1. Sebagai
pengunjung yang baik kita harus memperhatikan dan melaksanakan tata tertib.
2. Jangan
mencoret-coret fasilitas yang ada.
3. Buanglah
sampah pada tempatnya.
4. Sebagai
pelajar yang baik kita harus menjaga ketertiban dan kesopanan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=laporan+wisata+bahari+lamongan
Lampiran-lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar