Senin, 15 Agustus 2016

KARYA TULIS ZIARAH WISATA



KARYA TULIS

ZIARAH WISATA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kenaikan Kelas XII
Tahun Pelajaran 2016/2017







Disusun Oleh :
1.      DUDI
2.      DADI
3.      DUDADI




YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ( YPI )
MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
          Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing sebagai salah satu syarat kenaikan kelas XII MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
, tahun ajaran 205/2016 pada :
                                                
             Hari              :
             Tanggal       :


                                                                                                                                        Candi, Maret 2016
Mengetahui
Kepala Madrasah                                                        Pembimbing


ANGGITA, S.Pd                                                        ANGGA, S.Pd
NIP.                                                                            NIP.           






MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
·         Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda.
·         Jangan menyerah sebelum mencoba.
·         Tiada hal yang lebih hebat, yang tercipta secara tiba-tiba.
·         Kegagalan dan keberhasilan adalah suatu pilihan.
·         “Allah akan meninggikan orang- oranng yang beriman diantaramu dan orang-orang yang beri ilmu pengetahuan beberapa derajat ”. (Q.s. Al Mujadalah: 11)
·         “Sesungghnya ilmu pengetahuan menempatkan orang nya kepada kedudukan terhormat dan mulia (tinggi) . Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat “ (H.R Ar- Rabii’).
·         “Barang siapa merintis jalan mencari ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya jalan ke surga “ (H.R Muslim).

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :
·         Kedua orang tua
·         Bapak ANGGITA, S.Pd selaku kepala madrasah
·         Ibu KUSDI, S.Pd  selaku guru pembimbing
·         Bapak/Ibu guru MADRASAH ALIYAH BANDUNGA
  • Teman-teman dan adik kelas MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN
  • Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
  • Pembaca yang budiman


KATA PENGANTAR
               Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun Karya tulis ini dengan baik.
               Penyusun Laporan Karya tulis ini tidak mungkin berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak ANGGITA, S.Pd selaku kepala madrasah
2.      Ibu KUSDI, S.Pd  selaku guru pembimbing
3.      Kepada segenap dewan guru yang telah memberikan petunjuk sehingga kami dapat menyusun Karya tulis ini dengan baik dan benar
4.      Ayah dan ibu yang telah mendorong penulis dari dini hingga kini.
5.      Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan Karya tulis ini.
6.      Teman-teman yang baik.
Kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam menyusun karya tulis ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
BANDUNGAN , 7 November  2015
    Penulis



DAFTAR ISI
2.2.1 Walisongo.
2.2.1.1 Raden Patah.
2.2.1.2 Sunan Kali Jaga.
2.2.1.3 Sunan Kudus.
2.2.1.4 Sunan Ampel
2.2.1.5 Sunan Bonang.
2.2.1.6 WBL..










BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
        Ziarah wisata merupakan kegiatan yang terdiri atas dua kegiatan, yaitu ziarah dan wisata. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2005), ziarah merupakan kegiatan berkunjung ke tempat-tempat yang dianggap keramat atau mulia, sedangkan wisata merupakan kegiatan bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan atau bergembira).
      Kegiatan ziarah wisata MADRASAH ALIYAH BANDUNGA adalah kegiatan tahunan yang selalu dilaksanakan bagi siswa kelas X-XII. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk tetap menggalakkan kegiatan ziarah, yang mungkin bagi beberapa orang sedikit terlupakan dan juga mengkombinasikan dengan kegiatan wisata. Hasil akhirnya adalah siswa dapat memperoleh tambahan pengetahuan, hiburan, tetapi juga tetap melaksanakan kegiatan ziarah.
1.2  Rumusan Masalah
        1.2.1  Bagaimana pelaksanaan ziarah wisata?
        1.2.2  Apa dampak negatif dan positif dari kegiatan ziarah wisata ini?

1.3  Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ziarah wisata siswa kelas XI MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN di beberapa tempat di Jawa.
1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1    Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai kegiatan ziarah wisata 
1.4.2 Memberikan alternatif pemilihan kegiatan study tour bagi siswa MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN.


1.5  Metode Pengumpulan Data
1.5.1      Metode Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto : 145). Beberapa keunggulan dari metode observasi adalah :
a.       Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung
b.      Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri.
1.5.2      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode yang mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan suatu buku, surat kabar majalah, dan sebagainya. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar atau foto, dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian.

1.6   Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
BAB I  PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Tujuan Penulisan
1.3        Manfaat Penelitian
1.4        Metode Pengumpulan Data
1.5        Sistematika Penulisan
BAB II  HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1        Pelaksanaan
2.2        Kegiatan Ziarah Wisata
BAB III  PENUTUP
3.1        Kesimpulan
3.2        Saran
3.3        Penutup

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ziarah wisata dilaksanakan pada hari                                                   2015. Kegiatan  tersebut diikuti oleh seluruh siswa kelas X-XII MADRASAH ALIYAH BANDUNGA - Bandungan.
2.2  Kegiatan Ziarah Wisata
2.2.1 Walisongo
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.  (www.wikipedia.com)
2.2.1.1  Raden Patah
Raden Patah adalah pendiri Kerajaan Demak sekaligus menjadi sultan demak pertama. Raden Patah bergelar sultan Alam Akbar  Al Fatah, beliau memerintah sejak tahun 1500 M – 1518 M. Diketahui Raden Patah adalah putra terakhir dari Prabu Brawijaya Raja terakhir Majapahit. Ia masuk islam dan berguru pada Sunan Ampel, lalu mempersunting putrinya. Dengan bantuan para sunan, Raden Patah melakukan penyerangan ke Majapahit. Dari penyerangan itu Raden Patah berhasil merebut tahta miliknya dari tangan Girindra Wardhana, kemudian memindahkan pusat kekuasaan ke Kerajaan Demak. Di bawah kekuasaan Raden Patah, agama islam semakin berkembang pesat. Pada masa ini pula di bangun Masjid Agung Demak yang hingga kini masih berdiri di alun-alun kota Demak. Dibawah pimpinan Raden Patah Kesultanan Demak berkembang semakin pesat. Perekonomian Kesultanan ini pun begitu kuat dan stabil. Raden Patah wafat pada tahun 1518 M dan digantikan oleh puteranya Raden Pati Unus untuk memimpin Demak.  (www.wikipedia.com)
2.2.1.2   Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali. Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak.  Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Mengenai asal usul beliau, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa beliau juga masih keturunan Arab. Tapi, banyak pula yang menyatakan ia orang Jawa asli. Van Den Berg menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sementara itu menurut Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban. Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Sejarawan lain seperti De Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abbas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga anak salah satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Tidak mengherankan, ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu ("Petruk Jadi Raja"). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang.Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang. (www.wikipedia.com)
2.2.1.3  Sunan Kudus
         Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550. (www.wikipedia.com)
2.2.1.4  Sunan Ampel
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming. Nasab lengkapnya sebagai berikut: Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syari’ah,Sunan Derajat,Sunan Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya. (www.wikipedia.com)
 2.2.1.5  Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.
Apa pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke disebut Het Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya. (www.wikipedia.com)
2.2.1.6  Wisata Bahari Lamongan
Tanjung Kodok kini telah berubah wajah. Tempat yang dulunya boleh dibilang sepi dikunjungi wisatawan, sekarang telah berubah menjadi salah satu objek wisata andalan Jawa Timur. Sebuah kawasan wisata tahap awal seluas 17 hektar telah dibangun guna memenuhi kebutuhan sarana hiburan bagi keluarga Jawa Timur maupun dari seluruh wilayah Indonesia. Kawasan wisata itu dikenal dengan nama Wisata Bahari Lamongan atau Jatim (Jawa Timur) Park II, yang merupakan “saudara kandung” dari Jatim Park I yang berlokasi di kota administratif Batu – Malang. Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai Ancol – Jakarta. Berbagai sarana hiburan atau permainan tersedia dan bertebaran dilokasi ini. Aneka wisata yang tersedia diantaranya adalah: Banana Boat, Jetski, Permainan Air, Sarang Bajak Laut, Playground.
a.  Sejarah
WBL di bangun pada tanggal 14 November dan diresmikan oleh Bupati Lamongan H.Masyfuk,S.H. Lokasi tempat wisata ini di Jalan Raya Daendels Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur.Tempat wisata seluas 17 hektare itu dulunya adalah Pantai Tanjung Kodok.Pantai ini di jadikan Tanjung Kodok oleh 2 investor dari Singapore dan Malang.Meka adalah pendiri Jatim Park I (Batu). Obyek wisata ini dikelola oleh PT Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemkab Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati.Dari situlah kemudian Pantai Tanjung Kodok menjadi WBL. Dulunya, Pantai Tanjung Kodok sepi pengunjung.Kini, daerah itu berubah menjadi ramai dikunjungi para wisatawan.
b.  Pantai dan Biota
Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai Ancol – Jakarta. Bedanya Pantai Ancol adalah warna lautnya yang lebih biru.Sungguh enak dipandang dari pinggir pantai.Biota laut di sana sungguh banyak.Ada ikan teri yang menjadi tangkapan para nelayan di sana, dan batu karang berbentuk katak yang menjadi dasar penamaan Pantai Tanjung Kodok. Pasir pantai yang berbutir halus dan berwarna putih kecoklatan juga bisa digunakan untuk berbagai permainan maupun olahraga pantai.Di sekitar pasir juga banyak ditanam pohon kelapa yang membuat tempat tersebut lebih bernuansa pantai dengan wahana permainan yang tak kalah seru.
c.  Budaya dan Profesi Masyarakat Pesisir
Profesi masyarakat pesisir lebih cenderung menjadi nelayan ketimbang profesi lain.Mereka menggap bahwa profesi nelayan adalah sebagai amanat yang dititipkan secara turun-temurun dari pendahulu mereka.
Kebudayaan masyarakat pesisir adalah masih adanya perayaan mempersembahkan sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, dan merupakan ritual tolak bala (keselamatan).Ritual ini juga bisa diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang selama ini didapat. Selain itu, juga dilakukan permohonan agar diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah
d.   Lingkungan Alam Sekitar WBL
Lingkungan alam di sekitar WBL bersih sekali.Tidak banyak sampah berceceran.Jika ada itu hanya sampah daun yang berguguran. Para pengunjung selalu membuang sampah pada tempatnya.Selain itu,laut di sana tidak tercemar oleh limbah. Kelestarian alam di sana selalu di jaga baik oleh para wisatawan maupun para petugas di sana.Selain itu, banyak pepohonan rindang yang tumbuh di sekitar sana. Membuat para pengunjung betah berada di sana.Tempat parkir yang luas juga disediakan agar pengunjung tidak perlu jauh-jauh mencari tempat parkir. Di sana juga di sediakan musholla untuk sholat pengunjung yang beragama islam.Ada 2 musholla di sana.Yang satu di tempat parkir,yang satu lagi ada di dekat Anjungan Wali Songo.
e.         Fasilitas di WBL
Banyak sekali fasilitas permainan yang tersaji di Wisata Bahari Lamongan.Dengan gelang oranye kita bisa menikmati berbagai fasilitas secara gratis, seperti : Rumah Kucing, Arena Ketangkasan, Bioskop 3D, Rumah Sakit Hantu, Rotary Coaster, Istana Bawah Laut, Galeri Kapal & Kerang, Sarang Bajak Laut, Goa Insektarium, Tagada, Tembak Ikan, Taman Berburu, Planet Kaca, Palyground Remaja, Jet Coaster, Bumper Car, Space Shuttle, Permainan Air, Kolam Renang
Arena Permainan Pasir, Texas City dan Anjungan Wali Songo.Selain beragam permainan yang bisa dinikmati secara gratis, masih ada banyak permainan yang harus beli tiket langsung di area permainan. Seperti : Go-Kart, Motor Cross, ATV, Banana Boat, Ski Boat, Perahu Tradisional dan masih banyak lagi.Bangunan pertama yang kami masuki adalah “RUMAH KUCING” Di dalamnya terdapat banyak sekali koleksi kucing dari seluruh penjuru dunia. Kucing-kucing yang lucu dan imut itu ditempatkan dalam ruangan berukuran sekitar 2 x 2 m dengan interior yang menarik. Sebenarnya kasihan juga melihat kucing-kucing yang lucu itu dibatasi geraknya dan tidak bisa berkeliaran di alam bebas.Dari “Rumah Kucing” kami melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya : “ARENA KETANGKASAN”. Disini tersedia banyak permainan untuk menguji ketangkasan seperti menembak, melempar, memanah atau memainkan bola.



















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan  ziarah  wisata ke daerah Jawa, Madura, Bali merupakan kegiatan tahunan di MADRASAH ALIYAH BANDUNGAN yang selalu dilaksanakan bagi kelas X-XII. Kegiatan ziarah wisata ke daerah Jawa, merupakan kegiatan yang memiliki manfaat, yaitu dapat melakukan ziarah ke makam – makam Wali Songo atau tokoh penting dan  juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, serta mendapat hiburan.

3.2 Saran
1.      Sebagai pengunjung yang baik kita harus memperhatikan dan melaksanakan tata tertib.
2.      Jangan mencoret-coret fasilitas yang ada.
3.      Buanglah sampah pada tempatnya.
4.      Sebagai pelajar yang baik kita harus menjaga ketertiban dan kesopanan.








DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=laporan+wisata+bahari+lamongan















Lampiran-lampiran
    
 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar