Kamis, 29 September 2016

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI AKLIMATISASI TANAMAN PISANG



LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
AKLIMATISASI TANAMAN PISANG
Dalam rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
KEBUN BENIH HORTIKULTURA
JL. Raya Magelang-Purworejo, Km. 16, Salaman, Indonesia
SALAMAN - MAGELANG
 









Oleh:
NAMA                                                           : MULATIFAH
NIS                                                                 : 8199
PROGRAM STUDI KEAHLIAN              : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN
KOMPETENSI KEAHLIAN                      : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
                                                                          DAN HOLTIKULTURA




PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BAWEN
Jl. Kartini No. 119 Bawen Kab. Semarang Telp./Fax (0298) 591284
TAHUN 2015/ 2016
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
AKLIMATISASI TANAMAN PISANG
Dalam rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
KEBUN BENIH HORTIKULTURA
JL. Raya Magelang-Purworejo, Km. 16, Salaman, Indonesia
SALAMAN - MAGELANG


Oleh:
NAMA                                                           : MULATIFAH
NIS                                                                 : 8199
PROGRAM STUDI KEAHLIAN              : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN
KOMPETENSI KEAHLIAN                      : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
                                                                          DAN HOLTIKULTURA

Disusun Guna Melengkapi Syarat-Syarat
Dalam Mengikuti Ujian Sekolah/ Ujian Nasional
Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Tanggal disetujui :
Tanggal diterima :

Mengetahui
Pimpinan DU / DI
Pembimbing/ Intruktur



Ir. FARIDA SUCI ROHMANI
NIP. 19640311 199103 2 003



NANY PARWATI. SP
NIP. 19670805 199103 2 07



LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
AKLIMATISASI TANAMAN PISANG
Dalam rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
KEBUN BENIH HORTIKULTURA
JL. Raya Magelang-Purworejo, Km. 16, Salaman, Indonesia
SALAMAN - MAGELANG

Oleh:
NAMA                                                           : MULATIFAH
NIS                                                                 : 8199
PROGRAM STUDI KEAHLIAN              : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN
KOMPETENSI KEAHLIAN                      : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
                                                                          DAN HOLTIKULTURA

Disusun Guna Melengkapi Syarat-Syarat
Dalam Mengikuti Ujian Sekolah/ Ujian Nasional
Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Tanggal disetujui :
Tanggal diterima :
Ketua Program Studi Keahlian                                               Guru Pembimbing


Ir. Endang Mudji Astuti, MM.                                            Ir. Nanik Sundari,MM.
NIP. 19590809 199203 2 002                                                            NIP. 1963019 199203 2 006 
Mengetahui
Kepala Sekolah                                                                       Waka Humas/HI


Jumeri, STP. M. Si                                                  R. Widodo pramukanto,SPD KN.MM
NIP. 19630510 1985031 019                                              NIP. 19660814 199003 1 004
MOTTO

1.      Selalu menjadi orang yang optimis, bahwa kehidupan ini penuh dengan kesempatan dan peluang untuk meraih kesuksesan.
2.      Menghargai waktu dan selalu disiplin dalam berbagai hal.
3.      Berusaha menjadi manusia teladan yaitu manusia yang mampu ditiru orang lain.
4.      Menjadi orang yang selalu jujur dalam segala hal.
5.      Berusaha dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dalam pekerjaan.
6.      Tiada hari tanpa senyuman.
7.      Menjadi orang penting itu baik tetapi lebih penting menjadi orang baik.


PERSEMBAHAN

Laporan ini dipersembahkan kepada :
1.      Kedua Orang Tua dan keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan.
2.      Teman – teman tercinta.
3.      Pembaca yang budiman


















KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya. Karena dengan berkat Nya laporan ini dapat selesai dengan sebaik mungkin.
            Laporan ini saya susun dengan rasa tanggung jawab dan kerja keras agar guru yang bersangkutan serta kawan-kawan merasa puas dengan hasil kerja keras saya.
            Dan teman – teman yang membaca laporan ini dapat mengerti dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Selanjutnya bagi pihak – pihak yang telah membantu demi suksesnya laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Jumeri , STP, M. Si, selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Bawen.
2.      Ibu Ir. Endang Mudjiati, MM, selaku Ketua Jurusan
3.      Ibu Ir. Nanik Sundari, MM  selaku pembimbing internal.
4.      Ibu Ir. Farida Suci Rohmani, selaku pimpinan KBH Salaman
5.      Ibu Nany Parwati, selaku pembimbing eksternal
6.      Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan Praktik kerja industri di KBH Salaman.
7.      Teman-teman yang telah membantu saya dalam membuat laporan ini.
            Laporan ini tidak akan bisa tersusun jika tidak ada bantuan dari pihak-pihak tersebut. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua masyarakat yang membacanya. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan laporan ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Bawen, Mei 2015

Penulis










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN DARI DU/DI
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan  (Tujuan Prakerin / OJT)
C.     Hasil Yang Diharapkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PELAKSANAAN
A.     Waktu  Pelaksanaan
B.     Tempat dan Skala Produksi
C.     Sistem Pelaksanaan
D.     Prosedur / Skema Proses Produksi/ Teknis Budidaya
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran













BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Praktik Kerja Industri
Dalam menghadapi dunia kerja pada era global diperlukan langkah yang kongkret bagi lembaga pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tenaga kerja yang berkualitas, profesional, inovatif  dan kreatif serta menguasai teknologi yang berorientasi pada pasar.
SMK Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang mempunyai & kompetensi keahlian yaitu : Perhotelan, Tata boga, Ahp, Mp, ATPH, ATP, ATU, ATR bermaksud memberikan andil dalam mewarnai bursa tenaga kerja dengan mendidik siswa tingkat menengah menjadi tamatan yang siap memasuki dunia kerja.
Untuk tujuan tersebut, SMK Negeri 1 Bawen mewajibkan siswanya melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) sebagai program Implementasi Kurikulum Nasional sekaligus bertujuan mengenalkan sunia usaha/ industri serta seluk beluknya.
Pisang merupakan salah satu komoditas hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi makanan pokok bagi penduduk di Afrika, Amerika, dan Asia (Cronover mitra dan krikorton. 1984)
Salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang kreatif baru dikalangan petani, yaitu kultur jaringan melalui kultur  jaringan, sedikit jaringan tumbuhan diambil, lalu ditumbuhkan dalam media buatan, sehingga tumbuh menjadi tanaman sempurna (Raharja, 1991)
Budidaya pisang melalui pembibitan secara kultur jaringan terbagi dalam 2 proses, yaitu proses di laboratorium dan nursery (barak pembibitan) bibit pisang hasil dari proses laboratorium akan mengalami proses aklimatisasi, sehingga siap di tanam di lahan. (Suhardiman,1997)

B.     Tujuan PRAKTIK KERJA INDUSTRI
a.      Bagi siswa
1.      Menambah wawasan degan cara turun belajar langsung di dunia industri.
2.      Mengetahui cara kerja di dunia industri yang mempentingkan disiplin, keselamatan, dan kualitas produk.
3.      Memberi kesempatan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, terutama yang berkaitan dengan bidang keahlian.
4.      Meningkatkan dan memperluas proses penyerapan pendidikan.
5.      Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan sebelum memasuki dunia kerja.
6.      Memperluas pengetahuan dan ketrampilan tentang pengembangan industri.
7.      Melatih mental, sikap disiplin, dan tanggung jawab sebagai bekal saat memasuki dan terlibat dalam industri.
8.      Menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, memperoleh masukan serta masukan dan  umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
9.      Meningkatkan pengetahuan siswa tentang aspek-aspek usaha yang profesional pada lapangan kerja, meliputi organisasi, jenjang karir dan teknis.

b.      Bagi Sekolah
1.      Melaksanakan pendidikan sistem ganda sesuai amanat kurikulum SMK.
2.      Memperkenalkan dunia usaha/ industri kepada siswa.
3.      Sebagai wahana pelatihan kerja dalam praktik nyata.
4.      Menerapkan ilmu yang telah dipelajari di sekolah melalui praktik kerja.
5.      Menunjukkan dan meningkatkan ketrampilan, mengembangkan daya kreasi dan kemampuan melalui pelaksanaan kerja yang terarah dan terukur.
6.      Sebagai jembatan antara lembaga pendidikan kejuruan dan pelaku bisnis dalam perkembangan dunia usaha/ industri salah satunya kebutuhan tenaga kerja
7.      Sebagai wujud tanggung jawab bersama ( antara sekolah dan DU/ DI ) dalam mendidik, mempersiapkan dan membekali generasi dan calon tenaga kerja terampil menghadapi era global.

c.       Bagi  Industri
1.      Mengetahui keterampilan siswa khususnya SMK untuk pertimbangan dalam penerimaan tenaga kerja.
2.      Mengetahui relevansi pendidikan menengah kejuruan dengan tuntutan para pemakai lulusan/ dunia kerja.
3.      Mendapatkan calon tenaga kerja yang terampil, telah teruji dan siap bekerja di industri.




C.    HASIL YANG DIHARAPKAN
1.      Agar dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi tanpa terserang bakteri, virus dan siap tanam di lahan luas.
2.      Dapat menanam tanaman pisang dengan cara profesional dan benar.
3.      Mengetahui cara perawatan pisang setelah dikeluarkan dari laboratorium dengan baik.
4.      Menambah keterampilan dan wawasan bagi siswa.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    KLASIFIKASI
Tanaman pisang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi                     : Spermatophyta
Subdivisi               : Angiospermae
class                       : Monocotiledonae
Ordo                      :  Zingeberales
Famili                     : Musaceae
Genus                    :  Musa
Species                  :  Musa paradisiaca. L                         (Steenis, 1992)

B.     MORFOLOGI
1.      Akar
Akar tanaman pisang berpangkal pada umbi batang, akar terbanyak berada di bagian bawah tanah.  Akar tumbuh menuju bawah sampai kedalamman 75 – 150 cm. Sedangkan akar yang dibagian samping umbi batang tumbuh kesamping mendatar. Akar samping bisa mencapai 4-5 meter. (Satuhu dan Supriyadi, 2001)
2.      Batang Semu
Tanaman pisang mempunyai batang tegak tersusun oleh pelepah daun, licin dan mengandung air (Aak, 1991). Batang semu terbentuk dari pelepah daun pisang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kelompok sehingga berdiri tegak seperti batang tanaman, tetapi batang semu ini berkisar 3.5-7.5 m tergantung jenis pisang (Satuhu dan Supriyadi, 2001)
3.      Batang
Batang pisang sesungguhnya pendek sekali berbentuk bonggol rhizoma terdapat banyak mata tunas. Yang nantinya akan tumbuh menjadi tanaman (Anonim, 1980). Batang terdiri atas bagian dalam dimana tumbuh akar-akar baru, dan bagian luar yang ditembus oleh akar. Dari bagian ini tumbuh tunas-tunas yang kemudian menjadi anak pisang yang baru (Rismunandar, 1989).
Pada bagian atas umbi tersebut terdapat titik tumbuh dan kambium, titik  tumbuh menghasilkan daun-daun baru yang bertanggung jawab untuk pembesaran pohon. Titik tumbuh yang pada permulaan menghasilkan daun, pada saat terakhir tumbuh menjulang ke atas dan keluar dari batang sudah berupa bunga pisang yang masih tertutup (Rismunandar, 1989).
4.      Daun
Daun pisang letaknya tersebar helaian berbentuk lanset memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya 30-40 cm. Daun pisang mudah robek atau terkoyak oleh tembusan angin yang keras karena mempunyai tulang-tulang daun pinggir yang menguatkan lembaran daun ( Satuhu dan Supriyadi, 2001). Mempunyai daun dengan ujung daun meruncing, tepi daun yang rata serta mudah sobek (Aak, 1991).
5.      Bunga
Tanaman pisang berbunga majemuk dengan tangkai yang panjang dan kuat, serta daun pelindung yang berwarna coklat kemerahan (Aak, 1991).

C.    KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
Kultur tanaman pisang ini merupakan kultur in-vitro dinamakan kultur in-vitro adalah salah satu tekhnik perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan sel jaringan atau organ tanaman sebagai bahan tanaman sel, jaringan atau organ tersebut ditanam dalam kondisi aseptik (Katuuk, 1989).

D.    Faktor yang berpengaruh dalam kultur jaringan
1.      Eksplan
2.      Media
3.      Faktor lingkungan
a.       Keasaman (PH)
b.      Cahaya
c.       Temperatur




BAB III
PELAKSANAAN

A.    Waktu Pelaksanaan.
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan dari 13 Januari 2015- 13 Mei 2015.

B.     Tempat dan Skala Produksi
Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman merupakan satuan kerja milik Dinas Pertanian TPH Jateng di bawah binaan B2TPH wilayah Surakarta Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman di tepi jalan Magelang Purworejo. Alamat tempatnya berada di Jalan Raya Magelang – Purworejo KM 16 No. 46 Salaman Kabupaten Magelang. Kantor Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman berada tepat di depan kantor kecamatan salaman.
Pada saat ini Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman di kepalai oleh Ibu Ir. Farida Suci Rohmani, sedangkan bagian laboratorium kultur jaringannya dikepalai oleh ibu Nany parwati. Adapun kegiatan yang ada di KBh Salaman berupa perbanyakan bibit hortikultura,pelatihan bagi para petani, tempat praktek siswa dan mahasiswa, kunjungan masyarakat umum dan melayani penjualan tanaman hortikultura antara lain buah-buahan dan tanaman hias.
Selain menjual bibit pisang yang sudah siap tanam, KBH Salaman juga menjual bibit pisang hasil kultur jaringan yang berupa plantlet (bibit yang sudah siap di iklim dan pasca iklim) terutama untuk di daerah yang jauh, hal ini bertujuan untuk menghemat biaya transportasi. Sebab untuk pengiriman bibit yang berupa plantlet dapat dipacking dengan kardus. Daerah yang sudah membeli bibit yang berupa plantlet antara lain Padang dan Kalimantan.

C.    Sistem Pelaksanaan
Cara kerja rolingan masuk jam 07.00 Wib dan pulang jam 12.00 Wib, sabtu minggu libur, bekerja menyesuaikan karyawan dan bekerja mengikuti instruksi DU/ DI di KBH Salaman.

D.    Prosedur/ Skema Proses Produksi/ Teknis Budidaya
1.      Pemilihan Eksplan
Perbanyakan tanaman pisang dengan kultur jaringan menggunakan jaringan meristem yaitu eksplan yang digunakan untuk perbanyakan menggunakan jaringan muda yang pertumbuhannya agresif pada tanaman pisang.  Yang digunakan yaitu tunas baik tunas yang berasal dari anakan maupun dari bonggol.

2.      Sterelisasi Alat, Ruang dan Laminar Air Flow (LAF)
Alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu baik yang terbuat dari  logam maupun gelas. Sterelisasi dapat dilakukan dalam autoklaf listrik maupun autoklaf sederhana. Sterelisasi di KBH Salaman menggunakan autoklaf sederhana karena tidak tergantung listrik dan lebih cepat dan murah.
Sterelisasi ruangan dilakukan dengan membersihkan lantai menggunakan bahan pembersih kuman dan untuk rak kultur dibersihkan dengan alkohol 98%. Sterelisasi laminar air flow dengan menyalakan lampu ultraviolet selama 30 menit agar bakteri dan kuman sumber kontaminan dapat mati.

3.      Pembuatan Media
Media yang digunakan untuk pertumbuhan eksplan terdiri dari garam anorganik, vitamin, zat pengatur tumbuh, myo inositol, sukrosa, dan agar-agar sebagai bahan pemadat. Media yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman pisang adalah media murashige dan skoog agar memudahkan pembuatan media, biasanya dibuat larutan stok terlebih dahulu.

4.      Sterelisasi Eksplan
Sterelisasi eksplan penting dilakukan untuk mematikan segala sumber kontaminan yang terdapat pada eksplan.

5.      Penanaman Eksplan
Penanaman eksplan dilakukan di dalam laminar air flow. Alat-alat yang dimasukkan dalam laminar air flow adalah lampu spirtus wadah alkohol, pinset, skapel, cawan petri dan juga sprayer yang berisi alkohol diluar laminar air flow.

6.      Sub Kultur
Sub kultur adalah pemindahan kultur yang mengalami multiplikasi ke media murashige dan skoog yang baru untuk memperoleh pertumbuhan baru yang diinginkan. Subkultur dilakukan 5-6 kali selama 2 minggu sekali,  langkah kerja sub kultur sama dengan penanaman kultur yang propagul yang terdiri dari beberapa pucuk dipisahkan dan tanam dalam media baru, tiap botolnya ditanami 3-4 pucuk.
Tunas yang dihasilkan dari subkultur masih kecil, agar tunas tumbuh lebih besar dan akar dapat tumbuh sebagai penyerap hara. Media baru yang digunakan setelah subkultur diberi arang aktif untuk membantu pertumbuhan akar.

7.      Aklimatisasi
Tanaman hasil kultur jaringan msih sulit ditanam secara langsung, karena masih peka, hal ini perlu adanya tahapan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi untuk menghadapi transisi media dari media akar atau terkondisi ke media tanah, hingga mmepunyai perakaran yang baik, yang cukup dan lebih kokoh.
Proses aklimatisasi yang dilakukan di KBH Salaman melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.       Plantlet yang telah berumur kurang lebih 1 bulan dikeluarkan dari botol media, hilangkan media yang masih melekat pada akar.
b.      Bagian akar yang terlalu panjang dipotong dan sisakan kurang lebih 2cm.
c.       Plantlet dikelompokkan yang seragam
d.      Plantlet direndam dalam larutan roothone yang dicampur dengan dithane M-45.
e.       Plantlet didalam box yang berisi media pasir, skam bakar, dan humus inra dengan perbandingan 1:1:1. Ditanam dengan jarak 2x3 cm.
f.       Setelah penanaman media disiram dengan sedikit air kemudian disungkup dengan plastik untuk menjaga kelembaban
g.      Medium box di susun di screen house
h.      Setelah 3 minggu atau setelah penanaman cukup kuat terhadap sinar matahari langsung, sungkup dibuka agar plantlet mengadakan penyesuaian dengan lingkungan terbuka.

8.      Nursery
Nursery merupakan pekerjaan lanjutan dari perbanyakan tanama,  pekerjaan ini dilakukan di lapangan atau tanaman di tanam dalam polybag yang telah berisi tanah,kompos dan skam. Pada tahap ini tanaman diletakkan pada tempat yang berisi plantlet. Setelah tanaman mencapai tinggi 30 cm atau lebih tanaman siap dipindah ke lahan.




BAB IV
PEMBAHASAN
AKLIMATISASI
Tanaman hasil kultur jaringan masih sulit di tanam secara langsung, karena masih peka. Hal ini perlu adanya tahapan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi untuk menghadapi  transisi media dari media akar atau terkondisi ke mdia tanah hingga mempunyai perakaran yang baik, yang cukup dan lebih kokoh.
Proses aklimatisasi yang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.       Plantlet yang telah berumur 3-4 minggu setelah perakaran dikeluarkan dari boto-botol media, lalu dicuci bersih untuk menghilangkan sisa-sisa media yang masih melekat pada akar.
b.      Bagian akar yang terlalu panjang dipotong disisakan kurang lebih 2cm dan bagian yang menghitam dihilangkan.
c.       Planlet dipisahkan atau dikelompokkan dengan yang seragam
d.      Plantlet direndam dalam larutan roothone yang dicampur dengan dithane m-45 untuk merangsang perangsangan perakaran dan mencegah serangan jamur.
e.       Plantlet di tanam dalam media di dalam box yang berisi pasir, skam bakar dan humus inra dengan perbandingan 1:1:1. Plantlet ditanam dengan jarak 2x3 cm, dalam box terdapat 100 plantlet.
f.       Setelah penanaman media disiram dengan sedikit air kemudian ditutup dengan plastik untuk menjaga kelembaban tanaman.
g.      Medium box diletakkan dan disusun rapi di screen house.
h.      Setelah 3 minggu atau setelah tanaman cukup kuat terhadap sinar matahari langsung, sungkupnya dibuka agar plantlet mengadakan penyesuaian dengan lingkungan terbuka.
Dalam proses aklimatisasi, satu seed box berisi 100 plantlet pisang dengan jarak 2x3 cm yang dikeluarkan di 12-14 botol kultur. Hasil dari proses aklimatisasi tersebut menunjukkan 90% berhasil plantlet dapat tumbuh menjadi tanaman pisang yang siap dipindah ke media pembesaran (polybag). Sedangkan 100% nya gagal, artinya plantlet tersebut mengalami kematian sebelum dipindah ke media pembesaran kegagalan tersebut disebabkan karena plantlet belum siap dipindah ke lingkungan luar dari botol kultur. Umumnya plantlet yang mati adalah plantlet yang dipindah dari botol kultur (dalam media perakaran) berumur ± 15 hari. Aklimatisasi plantlet yangberumur dari 15 hari dilakukan untuk menyelamatkan plantlet dari kontaminasi dan jamur serta bakteri yang tumbuh pada media perakaran. Sehingga terpaksa harus diselamatkan dengan cara mengaklimatisasi plantlet tersebut. Plantlet yang berumur kurang dari 15 hari dalam media perakaran lebih kecil, daun plantlet masih terlalu tipis dan lunak serta pertumbuhan akarnya masih lemah dan mudah lukasehingga plantlet tersebut tidak mampu menyerap unsur hara yang tersedia dalam media aklimatisasi. Kematian plantlet ditandai dengan daun yang menguning serta batang yang membusuk.
Media aklimatisasi yang digunakan berupa campuran pasir, humus inra dan skam bakar dengan perbandingan 1:1:1. Humus inra merupakan pupuk organik yang telah disempurnakan. Humus inra mengandung unsur makro yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur makro yang terkandung dalam humus inra (pupuk organik) adalah : N = 1,27%, P = 1,13%, dan K = 0,76%.
Box –box aklim disusun dalam screen house selama 3-4 minggu dengan kondisi lingkungan tumbuh tetap terkontrol. Suhu lingkungan berkisar antara 18-210c. Setelah tanaman kuat terhadap sinar matahari langsung sungkupnya dapat dibuka dan berselang 1 minggu segera dipindah ke media pembesaran dalam polybag. Media pembesaran dalam polybag berisi campuran antara sekam, pupuk kandang, tanah dengan perbandingan 1:2:4.
Untuk tambah subur, tanaman dalam media pembesaran memerlukan sumber hara yang cukup dari lingkungannya. Unsur hara tersebut didatangkan dari luar dengan cara pemupukan. Jenis pupuk yang diberikan di KBH Salaman adalah pupuk ZA dan NPK. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara melarutkan pupuk dalam air, kemudian larutan pupuk tersebut disiramkan ke permukaan tanah dalam polybag. Pemberian pupuk dilakukan dua minggu sekali.
Pemeliharaan tanaman pisang dalam media pembesaran dilakukan dengan cara penyiraman air secukupnya sehari sekali setiap pagi hari, pemangkasan daun yang telah menguning dilakukan seminggu sekali serta penyiangan gulma yang tumbuh di sekitarnya.




BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      KBH Salaman memproduksi bermacam-macam bibit pisang melalui teknik kultur jaringan.
2.      Perbanyakan tanaman pisang dengan teknik kultur jaringan bertujuan untuk mendapatkan  bibit pisang yang banyak berproduksi tinggi, berkualitas dan seragam dalam waktu yang cepat.
3.      Aklimatisasi merupakan tahap adaptasi atau pemindahan planlet dari kondisi terkontrol ke lingkungan alam dengan cara plantlet ditanam dalam medium pasir dengan kompos inra yang telah disterilkan dan sekam bakar.

B.     SARAN
1.      Kerja praktek ini diharapkan terus berlanjut karena sebagai wahana untuk mendapatkan pengalaman kerja sebagai aplikasi dari teori yang diperoleh dalam bangku pembelajaran dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.
2.      Kebun Benih Hortikultura (KBH) Salaman sangat baik digunakan untuk tempat pelaksanaan kerja praktik
3.      Penggunaan lahan belum maksimal seharusnya terdapat lahan yang ditanami sayuran, mengingat ini adalah balai hortikultura.
4.      Kerjasama antar karyawan harus ditingkatkan sehingga kinerja lebih optimal.















DAFTAR PUSTAKA
Cronawer,S.s and AD, Krikondi, 1984.  Rapid Multiplication of bananas and plantains by in vitro shcot up culture, hort sci
Raharja. P.C.1991. kultur jaringan. Teknik perbanyakan Tanman secara modern Penebar Swadaya, Jakarta.
Suhardiman, P. 1997, Budidaya Pisang Cuverds. Penerbit Kanisius Yogyakarta
Satuhu, S: Ahmad Supriyadi. 1992. Pisang. Budidaya pengolahan dan prospek pasar penebar swadaya, Jakarta
Aak. 1991. Teknik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi Tanaman, Direktorat Jendral, Pendidikan Tinggi Proyek  Pendidikan  Kependidikan, Jakarta.
Rismunandar, 1989. Bertanam Pisang, Sinar Baru. Bandung.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar