Kamis, 29 September 2016

Makalah Vihara Buddhagaya Watugong Semarang



BAB I
Pendahuluan

1.1              Latar Belakang
Vihara Buddhagaya Watugong terkenal karena terdapat pagoda tertinggi di Indonesia. Namun, belum banyak mengerti sejarah dan raga misi dari vihara tersebut. Sehingga, setelah melakukan observasi secara langsung dengan mengamati vihara tersebut kami menyusun laporan serta dokumentasi,  dengan harapan supaya pembaca dapat mengetahui mengenai vihara tersebut secara jelas.


1.2              Ruang Lingkup
Karena waktu yang terbatas, kami hanya menyajikan fakta-fakta yang berkaitan dengan Vihara Buddhagaya Watugong yang kami amati di sana. Mengenai sejarah, penjelasan tentang lokasi di vihara tersebut serta fakta lain yang kami dapatkan di sana.


1.3              Tujuan Laporan
Tujuan penyusunan teks laporan hasil observasi Vihara Buddhagaya Watugong sebagai berikut;
1.      Memenuhi tugas Bahasa Indonesia yaitu Laporan Hasil Observasi pada Bab 12
2.      Memberikan gambaran yang sebenarnya tentang Vihara Buddhagaya Watugong kepada pembaca sehingga dapat menambah wawasan nusantara yang dapat menumbuhkan cinta terhadap keberagaman Indonesia.


BAB II
Hasil Pengamatan

            Vihara merupakan tempat peribadatan bagi umat budha, banyak vihara yang terdapat di Indonesia salah satunya Vihara Buddhagaya Watugong yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang. Disebut Watugong karena disana terdapat batu yang menyerupai gong sehingga digunakan sebagai nama untuk lokasi tersebut. Vihara ini merupakan vihara pertama yang berdiri di Indonesia semenjak hancurnya kerajaan Majapahit dan musnahnya Buddha-Dhamma serta lenyapnya ummat Buddha di Nusantara.  Berawal dari kedatangan biksu dari Srilanka yaitu Bante Naradha Mahatera sekitar tahun 1930 Masehi, yang menjadi misionaris Buddhis pertama setelah 500 tahun pasca Majapahit. Vihara ini dibangun pada tahun 1955, terdiri dari dua bangunan utama yaitu Pagoda Avalokitisvara dan Vihara Dhamasala, di pelataran vihara terdapat pohon Bodhi (Vicus Religiosa) yang ditanam oleh Bante Naradha Mahatera yaitu pohon yang “berjasa” kepada Sang Buddha Gaotama pada saat mencapai Pencerahan Sempurna,
Pagoda Avalokitesvara merupakan pagoda tertingi di Indonesia mempunyai tinggi 45 meter, berbentuk segi delapan dengan ukuran 15x15 meter, dan terdiri dari tujuh tingkat menyempit keatas. Di dalam pagoda terdapat patung Dewi Kwan Im yang dipercaya umat Budha sebagai dewi kasih sayang, dengan total patung yang berada di Pagoda Avalokitisvara 30 buah. Pagoda ini dikelilingi oleh kolam ikan dan kolam teratai pagoda ini diresmikan oleh MURI padatahun 2006. Dalam pembangunan vihara, semua material-materialnya diimpor langsung dari China, baik genteng, relief-relief batu, kolam dan air mancurnaga, patung lilin, dan burung hong. Dibelakang pagoda terdapat patung tidur bernama Bodhisatva Avalokitisvara dan terdapat pula batu bertulis yang menceritakan tentang sejarah vihara tersebut.
Bangunan kedua yaitu Vihara Dhammasala, bangunan ini mempunyai dua lantai setinggi 22 meter dengan ukuran 27x27 meter. Lantai satu untuk kegiatan pertemuan dan lantai dua yang memiliki tinggi sekitar 15 meter digunakan untuk upacara keagamaan.Di lantai dua terdapat Rupam Sang Buddha berwarna emas dengan posisi duduk dan bermudra “memutarrodadhamma” yang merupakan duplikasi dari Buddha Rupam di Candi Mendut. Disekeliling vihara terdapat relief cerita Paticca Samuppada, yakni proses kehidupan dari lahir hingga meninggal dunia. Didekatvihara ini juga terdapat cottage untunk menginap para pengunjung yang disediakan oleh pengurus vihara yang tidak mematok tarif retribusi.


BAB III
Penutup

3.1       Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa Vihara Buddhagaya Watugong yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang dengan luas kompleks 2,25 hektar yang dibangun pada tahun 1955 yang memiliki dua bangunan utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Pagoda Dhamasala. Pagoda Avalokitesvara merupakan pagoda  tertinggi di Indonesia mempunyai tinggi 45 meter, berbentuk segi delapan ukuran 15x15 meter, dan terdiridari 7 tingkat. Sedang kanbangunan keduayaitu Vihara Dhamasala yang mempunyai dua lantai setinggi 22 meter dengan ukuran27x27 meter.Lantaisatuuntukkegiatanpertemuandanlantaidua yang memiliki tinggisekitar 15 meter digunakan untuk upacara keagamaan. Di lantai dua terdapat Rupam Sang Buddha berwarna emas dengan posisi duduk dan bermudra “memutarrodadhamma” yang merupakandupli kasi dari Buddha Rupam di Candi Mendut.Disekelilingyaterdapat relief-relief cerita Paticca Samuppada yakni proses kehidupan dari lahir sampai meniggal dunia.
Di vihara juga terdapat cottage untuk menginap para pengunjung yang di sediakan oleh para pengurus vihara.
3.2       Saran
Berdasarkan hasil pengamatan kami, dapat disampaikan saran-saran berikut:
1.      Vihara Budhagaya Watugong merupakan vihara tertinggi di Indonesia yang pantas untuk kita kunjungi.
2.      Karena para pengunjung yang masuk kekompleks vihara tidak dikenakan biaya, maka wisata ini sangat digemari semua kalangan untuk berwisata dan berdoa disana.
3.      Lokasinya yang sangat setrategis ini memudahkan para pengunjung untuk menemukannya.

Daftar Pustaka



Lampiran



                     


Pagoda Avalokitesvara                                                           Vihara Dhammasala







Batu alam sebagai nama kawasan                               Peresmian Gubernur Jawa Tengah

1 komentar:

  1. waktu main ke buddhagaya saya gak ada tiket masuk loh, paling bayar parkir aja. kebetulan waktu kesana juga lagi sepi.. mampir cerita lengkapnya di sini : wisata semarang

    BalasHapus